Sabtu, 24 Maret 2012

Konsep Sehat dan Dimensinya


Pengertian kesehatan lebih di mengerti kepada hal-hal yang berkaitan dengan fisik ketimbang mental, sebab, fisik lebih mudah diamati karena tampak dalam realita sehingga lebih mudah disadari oleh individu ketimbang hal-hal yang berkaitan dengan psikis. Selain itu dalam sejarahnya, manusia memang lebih mengutamakan untuk membebaskan diri dari penyakit fisik, karena penyakit fisik sangat jelas mempengaruhi kualitas hidup seseorang disbanding dengan hal-hal yang berkaitan dengan psikis.

 
Dimensi Sehat Terdiri Dari
1.      Fisik
2.      Emosi, Disiplin Diri
3.      Spiritual
4.      Sosial
5.      Intelektual
·         Fantasi
·         Prejection
 
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Jumat, 23 Maret 2012

Perkembangan Kepribadian Seseorang Menurut Freud dan Erikson

Teori Kepribadian Menurut Freud

Menurut Freud kepribadian tersusun dari 3 sistem pokok, yakni: id, ego, dan superego. Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanismenya sendiri, namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit untuk memisahkan-memisahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hamper selalu merupakan produk dari interaksi di antara ketiga system tersebut; jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.

Id

Id merupakan sistem kepribadian yang asli; id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang.

Ego

Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organism memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif.

Superego

Sistem kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego adalah perwujudan internal dan nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orangtua kepada anak, dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman.

Perkembangan Kepribadian Menurut Freud

Freud mungkin psikolog pertama yang menekankan aspek-aspek perkembangan kepribadian dan terutama menekankan peranan menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakan struktur watak dasar sang pribadi. Memang. Freud berpendapat bahwa kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima, dan bahwa perkembangan berikutnya sebagian besar hanya merupakan elaborasi terhadap struktur dasar itu. Ia sampai pada kesimpulan ini berdasarkan pengalaman-pengalamannya dengan pasien-pasien yang menjalani psikoanalisis. Secara tak terelakkan, eksplorasi-eksplorasi mental menjurus kea rah pengalaman-pengalaman awal masa kanak-kanak, yang ternyata berperan menentukan terhadap berkembangnya neurosis di kemudian hari. Freud yakin bahwa “anak adalah ayah manusia”. Adalah menarik menemukan preferensi kuat pada penjelasan genetic atas tingkah laku orang dewasa semacam itu, sementara Freud sendiri jarang menyelidiki anak-anak kecil secara langsung. Ia lebih suka melakukan rekonstruksi tentasng kehidupan masa silam seseorang berdasarkan evidensi yang terdapat dalam ingatan-kenangannya di masa dewasa.
            Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sember tengangan pokok, yakni: (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi-frustasi, (3) konflik-konflik, dan (4) ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya tegangan yang di timbulkan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari cara-cara baru mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan perkembangan kepribadian Freud.

Teori Kepribadian Menurut Erikson

Menurut Erikson perkembangan berlangsung melalui delapan tahap. Empat tahap yang pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesen, dan ketiga tahap yang terakhir pada tahun-tahun dewasa dan usia tua.

1.      Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar
2.      Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu-raguan
3.      Inisiatif versus Kesalahan
4.      Kerajinan versus Interioritas
5.      Identitas versus Kekacauan Identitas
6.      Keintiman versus Isolasi
7.      Generativitas versus Stagnasi
8.      Integritas versus Keputusasaan
 
Calvin S. hall & Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius.
Schultz.Duane. 2011. Psikologi Pertumbuhan dan Model - Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kamis, 22 Maret 2012

Sejarah Perkembangan Ilmu Kesehatan Mental

Zaman Prasejarah

Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.

Zaman peradaban awal

  1. Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental) 
  2. Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental) 
  3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
Zaman Renaissesus

Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.

Era Pra Ilmiah

1. Kepercayaan Animisme

Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.

2. Kepercayaan Naturalisme

Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.

Era Modern

Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.
Bebarap tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi
  1. Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan. 
  2. Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya. 
  3. Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental. 
  4. Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.
Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World Health Organization.
Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kepribadian yang Sehat

            Apa dan bagaimana kepribadian yang sehat? Setiap kalo berbicara tentang kepribadian yang sehat, kesehatan kepribadian, atau kesehetan mental, sebenarnya kita hanya dapat berbicara mengenai derajat kesehatan mental. Artinya kondisi kesehatan mental bukanlah sesuatu yang absolut (Sadli, 1994). Tidak ada garis pemisah yang jelas antara sehat dan sakit. Atau, tidak mudah untuk membagi anggota masyarakat dalam dua kelompok yang jelas berbeda, mereka yang harus berada dalam rumah sakit jiwa dan mereka yang tak perlu berada disana. Karena, kebanyakan dari kita pada waktu-waktu tertentu bias menunjukan sifat atau pola perilaku yang bila berjalan secara terus-menerus menyebabkan kita menjadi calon penghuni rumah sakit jiwa.
            Pendekatan mengenai kesehatan mental dapat mempunyai pangkal tolak dengan berorientasi pada aspek penyesuaian diri seseorang. Hal ini berarti yang di tekankan ialah aspek-aspek psikis. Yang penting ialah bagaimana seseorang harus menyesuaikan diri untuk dikatakan sehat. Orientasi ini berkembang untuk mengatasi kelemahan dari “orientasi klasik” yang menganggap seseorang “sehat” bila ia tidak mempunyai keluhan tertentu. Orientasi klasik banyak digunakan dalam psikiatri . Pemikiran mengenai kesehatan mental yang lebih menekankan kemampuan penyesuaian diri seseorang menyamakan seorang yang “sehat psikologis” dengan pengertian, kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya sesuai tuntunan realitas sebenarnya. Artinya, menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang berasal dari masyarakat pada umumnya, atau terhadap tuntutan orang-orang lain khusunya. Anggapan ini, antara lain, dinyatakan dalam definisi M. Jahoda (pelopor gerakan kesehatan mental) tentang kesehatan mental, “kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang menyangkut penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan, dengan kondisi-kondisi baru, serta mempunyai penilaian nyata tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri” (Sadli, 1994). Dalam perumusan yang lebih konkret, dapat juga dikatakan, kemampuan seseorang untuk berfungsi secara efektif dan dengan rasa senang dalam mengisi peranan sesuai apa yang diharapkan darinya sebagai anggota suatu kelompok.
Sadli, Saparinah, “Kata Pengantar,” dalam Wlliam Gladstone, Apakah Mental Anda Sehat, Tes Sendiri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994, hlm.7-10.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer